Selasa, 21 November 2017

Makam Sultan Hasanuddin



Makam Sultan Hasanuddin

Makam Sultan Hasanuddin , obyek wisata sejarah terletak di komplek pemakaman raja-raja Gowa di Katangka Somba Opu Gowa Sulawesi Selatan. Di tempat yang sama dimakamkan pula Sultan Alauddin (Raja yang mengembangkan agama Islam pertama di Kerajaan Gowa) dan disebelah kiri depan komplek makam, terdapat lokasi tempat pelantikan raja Gowa yang bernama Batu Pallantikan. Akses ke kawasan Makam Sultan Hasanuddin sangat dekat dari Kota Makassar ,menggunakan kendaraan darat 30 menit
Makam Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1629 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 ) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia dimakamkan di Katangka, Makassar.
Diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.
Sultan Hasanuddin putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.
Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni.
Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18 November 1667 bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke Batavia. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.
Sultan Hasanuddin lahir tahun 1629, menjadi raja tahun 1652, meletakkan jabatan tahun 1668 dan wafat tanggal 12 Juni 1670. ( catatan di Makam Sultan Hasanuddin) ,Dimakamnya jg tertera nama Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe Mohammad Bakir yang merupakan nama kecil Sultan Hasanuddin
Makam Sultan Hasanuddin Gowa di puncak bukit terbuka Tamalate yang ada dari Kelurahan Katangka, Somba Opu, Kabupaten Gowa. Kompleks makam yang cukup luas itu berjarak hanya sekitar 10 menit dari kompleks Makam Arung Palakka.
Makam Sultan Hasanuddin, Pahlawan Nasional karena peranannya dalam berperang melawan tentara Belanda, berada di tempat terbuka tanpa cungkup dalam deretan makam Raja-Raja Gowa lainnya. Saat itu menjelang tengah hari dan tak terlihat ada orang yang berjaga di makam.
Kompleks makam Raja-Raja Gowa ini ada dua bagian yang dipisahkan oleh sebuah pendopo. Hanya beberapa pohon berukuran sedang yang ada di sekitar makam, dan tidak cukup rindang untuk memberi perlindungan bagi pengunjung terhadap sengat matahari Sulawesi Selatan yang tidak memiliki belas kasihan.
makam sultan hasanuddin gowa

Pemandangan pada jalan masuk menuju ke dalam kompleks Makam Sultan Hasanuddin Gowa, dengan tengara makam di bagian depan luar, dan bangunan pendopo cukup besar terlihat di latar belakang foto. Di dalam pendopo itu ada sebuah patung Sultan Hasanuddin, serta lukisan potretnya yang digantungkan pada dinding ruangan yang cukup tinggi.
Di pinggir kiri luar kompleks makam terdapat batu Tomanurung atau Batu Pallantikan, tempat Raja-Raja Gowa mengambil sumpah. Sultan Hasanuddin dinobatkan ketika berusia 22 tahun, menggantikan ayahnya yang bernama Sultan Malikussaid. Ibundanya, I Sabbe Lokmo Daeng Takontu, berasal dari keluarga kerajaan di Laikang.
makam sultan hasanuddin gowa

Patung Sultan Hasanuddin, dengan makam Raja-Raja Gowa terlihat di belakangnya. Patung itu diletakkan di bangunan utama yang di tengah kompleks makam. Sultan Hasanuddin, yang juga dikenal sebagai Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape, adalah Raja Gowa XVI, dan merupakan raja yang paling dikenal luas di luar wilayah Sulawesi Selatan.
Sultan Hasanuddin lahir pada 1629, turun tahta pada 1668 dan wafat 1670. Ia mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 16 November 1973. Makam Sultan Alauddin, Raja Gowa XIV, dengan lorong persegi di dasarnya, ada di dalam kompleks makam ini. Sultan Alauddin adalah Raja Gowa yang berperan besar dalam penyebaran ajaran Islam di Kerajaan Gowa.
makam sultan hasanuddin gowa

Bendera Merah Putih berkibar di kompleks Makam Sultan Hasanuddin Gowa yang hampir semua kijingnya dibuat dari batu yang unik dan megah. Pada 1654, ia mengirim armada tempur berkekuatan 100 kapal untuk membantu rakyat Maluku melawan armada Belanda di bawah komando De Vlamingh Van Oudshoorn. Pertempuran besar ini dikenal sebagai Perang Hongi.
Pada tahun 1655, kembali kedudukan Belanda di Buton diserang oleh pasukan sang Sultan yang akhirnya berhasil membebaskan Buton dan Tobea dari tangan Belanda. Pada tahun 1660, armada Gowa kembali berperang melawan 22 kapal perang Belanda yang berkekuatan 1.764 orang di bawah komando John Van Dam yang datang dari Batavia.
makam sultan hasanuddin gowa
Makam Sultan Hasanuddin Gowa ini berada di sekitar bagian tengah kompleks makam, dengan sebuah patung ayam jantan bertengger di atas makamnya. Sultan Hasanuddin memang dikenal sebagai raja dengan julukan Ayam Jantan dari Timur, untuk menghormati keberanian dan kegigihannya dalam melawan hegemoni Belanda.
Pada Juli 1667, Gowa diserang dengan hebat oleh armada laut Belanda di bawah pimpinan Speelman, yang mendapat dukungan raja-raja Ternate, Tidore, Bacan, Buton dan Bone dalam perang darat yang dahsyat. Ketika terdesak hebat, Perjanjian Bungaya pun terpaksa ditandatangani pada 18 November 1667, untuk mencegah korban yang lebih besar.
Perjanjian Bungaya mengakhiri dominasi kekuasaan Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan. Demikianlah, kita mesti belajar dari sejarah, bahwa konflik diantara pusat kekuasaan hanya akan menguntungkan kekuatan asing yang akan menjadi penguasa sesungguhnya. Mereka yang tidak belajar dari kesalahan masa lalu akan cenderung mengulanginya, sering dengan cara yang lebih buruk.

Lokasi Makam Sultan Hasanuddin Gowa

Alamat: Puncak bukit Tamalate, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Lokasi GPS -5.192501, 119.451835, Waze. Jam buka sepanjang hari. Harga tiket masuk gratis. Terdekat: Makam Arung Palakka, Museum Balla Lompoa, Peta Wisata Makassar. Galeri (21 foto): 1. Jalan Masuk s/d 21. Belakang Area.



Dalam kitab Patuntung, ada aturan yang menyebutkan penggunaan warna khusus bagi tingkatan usia wanita yang akan mengenakan baju dodo ini. Aturan warna tersebut antara lain:
·         Warna jingga dipakai oleh perempuan umur kurang dari 10 tahun.
·         Warna jingga dan merah darah dipakai oleh perempuan umur 10 hingga 14 tahun.
·         Warna merah darah dipakai oleh untuk 17 hingga 25 tahun.
·         Warna putih dipakai oleh para inang dan dukun. Warna hijau dipakai oleh puteri bangsawan.
·         Warna ungu dipakai oleh para janda.
Makam Sultan Hasanuddin
Makam Sultan Hasanuddin , obyek wisata sejarah terletak di komplek pemakaman raja-raja Gowa di Katangka Somba Opu Gowa Sulawesi Selatan. Di tempat yang sama dimakamkan pula Sultan Alauddin (Raja yang mengembangkan agama Islam pertama di Kerajaan Gowa) dan disebelah kiri depan komplek makam, terdapat lokasi tempat pelantikan raja Gowa yang bernama Batu Pallantikan. Akses ke kawasan Makam Sultan Hasanuddin sangat dekat dari Kota Makassar ,menggunakan kendaraan darat 30 menit
Makam Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1629 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 ) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia dimakamkan di Katangka, Makassar.
Diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.
Sultan Hasanuddin putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.
Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni.
Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18 November 1667 bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke Batavia. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.
Sultan Hasanuddin lahir tahun 1629, menjadi raja tahun 1652, meletakkan jabatan tahun 1668 dan wafat tanggal 12 Juni 1670. ( catatan di Makam Sultan Hasanuddin) ,Dimakamnya jg tertera nama Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe Mohammad Bakir yang merupakan nama kecil Sultan Hasanuddin
Makam Sultan Hasanuddin Gowa di puncak bukit terbuka Tamalate yang ada dari Kelurahan Katangka, Somba Opu, Kabupaten Gowa. Kompleks makam yang cukup luas itu berjarak hanya sekitar 10 menit dari kompleks Makam Arung Palakka.
Makam Sultan Hasanuddin, Pahlawan Nasional karena peranannya dalam berperang melawan tentara Belanda, berada di tempat terbuka tanpa cungkup dalam deretan makam Raja-Raja Gowa lainnya. Saat itu menjelang tengah hari dan tak terlihat ada orang yang berjaga di makam.
Kompleks makam Raja-Raja Gowa ini ada dua bagian yang dipisahkan oleh sebuah pendopo. Hanya beberapa pohon berukuran sedang yang ada di sekitar makam, dan tidak cukup rindang untuk memberi perlindungan bagi pengunjung terhadap sengat matahari Sulawesi Selatan yang tidak memiliki belas kasihan.
makam sultan hasanuddin gowa

Pemandangan pada jalan masuk menuju ke dalam kompleks Makam Sultan Hasanuddin Gowa, dengan tengara makam di bagian depan luar, dan bangunan pendopo cukup besar terlihat di latar belakang foto. Di dalam pendopo itu ada sebuah patung Sultan Hasanuddin, serta lukisan potretnya yang digantungkan pada dinding ruangan yang cukup tinggi.
Di pinggir kiri luar kompleks makam terdapat batu Tomanurung atau Batu Pallantikan, tempat Raja-Raja Gowa mengambil sumpah. Sultan Hasanuddin dinobatkan ketika berusia 22 tahun, menggantikan ayahnya yang bernama Sultan Malikussaid. Ibundanya, I Sabbe Lokmo Daeng Takontu, berasal dari keluarga kerajaan di Laikang.
makam sultan hasanuddin gowa

Patung Sultan Hasanuddin, dengan makam Raja-Raja Gowa terlihat di belakangnya. Patung itu diletakkan di bangunan utama yang di tengah kompleks makam. Sultan Hasanuddin, yang juga dikenal sebagai Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape, adalah Raja Gowa XVI, dan merupakan raja yang paling dikenal luas di luar wilayah Sulawesi Selatan.
Sultan Hasanuddin lahir pada 1629, turun tahta pada 1668 dan wafat 1670. Ia mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 16 November 1973. Makam Sultan Alauddin, Raja Gowa XIV, dengan lorong persegi di dasarnya, ada di dalam kompleks makam ini. Sultan Alauddin adalah Raja Gowa yang berperan besar dalam penyebaran ajaran Islam di Kerajaan Gowa.
makam sultan hasanuddin gowa

Bendera Merah Putih berkibar di kompleks Makam Sultan Hasanuddin Gowa yang hampir semua kijingnya dibuat dari batu yang unik dan megah. Pada 1654, ia mengirim armada tempur berkekuatan 100 kapal untuk membantu rakyat Maluku melawan armada Belanda di bawah komando De Vlamingh Van Oudshoorn. Pertempuran besar ini dikenal sebagai Perang Hongi.
Pada tahun 1655, kembali kedudukan Belanda di Buton diserang oleh pasukan sang Sultan yang akhirnya berhasil membebaskan Buton dan Tobea dari tangan Belanda. Pada tahun 1660, armada Gowa kembali berperang melawan 22 kapal perang Belanda yang berkekuatan 1.764 orang di bawah komando John Van Dam yang datang dari Batavia.
makam sultan hasanuddin gowa
Makam Sultan Hasanuddin Gowa ini berada di sekitar bagian tengah kompleks makam, dengan sebuah patung ayam jantan bertengger di atas makamnya. Sultan Hasanuddin memang dikenal sebagai raja dengan julukan Ayam Jantan dari Timur, untuk menghormati keberanian dan kegigihannya dalam melawan hegemoni Belanda.
Pada Juli 1667, Gowa diserang dengan hebat oleh armada laut Belanda di bawah pimpinan Speelman, yang mendapat dukungan raja-raja Ternate, Tidore, Bacan, Buton dan Bone dalam perang darat yang dahsyat. Ketika terdesak hebat, Perjanjian Bungaya pun terpaksa ditandatangani pada 18 November 1667, untuk mencegah korban yang lebih besar.
Perjanjian Bungaya mengakhiri dominasi kekuasaan Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan. Demikianlah, kita mesti belajar dari sejarah, bahwa konflik diantara pusat kekuasaan hanya akan menguntungkan kekuatan asing yang akan menjadi penguasa sesungguhnya. Mereka yang tidak belajar dari kesalahan masa lalu akan cenderung mengulanginya, sering dengan cara yang lebih buruk.

Lokasi Makam Sultan Hasanuddin Gowa

Alamat: Puncak bukit Tamalate, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Lokasi GPS -5.192501, 119.451835, Waze. Jam buka sepanjang hari. Harga tiket masuk gratis. Terdekat: Makam Arung Palakka, Museum Balla Lompoa, Peta Wisata Makassar. Galeri (21 foto): 1. Jalan Masuk s/d 21. Belakang Area.

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Good,tapi gambarnya nggak keliatan

    BalasHapus
  3. Wynn Resorts Casino Map - Las Vegas, NV - Mapyro
    Welcome to Wynn 울산광역 출장안마 Resorts Casino, your home 속초 출장샵 for big wins! Check out 평택 출장마사지 realtime driving 밀양 출장샵 directions, reviews and the latest reviews 의정부 출장마사지 of Wynn Resorts Casino

    BalasHapus